Program studi Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota Kampus Pekalongan Universitas Diponegoro mendorong masyarakat di Desa Tanjung Kulon untuk memanfaatkan lahan kosong yang ada dirumahnya untuk dimanfaatkan sebagai lahan hijau. Program ini dilaksanakan dengan adanya kegiatan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) yang merupakan program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Universitas Diponegoro.

Acara berlangsung di Balai Desa Tanjung Kulon pada tanggal 31/10/2023, antusiame warga masyarakat khususnya kader PKK Desa Tanjung Kulon. Masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan praktik penanaman, pada kegiatan ini di khususkan untuk melakukan penanaman tanaman toga. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat ini dihadiri oleh seluruh tim pengabdian, Perangkat Desa dan Kader PKK sebanyak 50 orang.

Deny Aditya Puspasari selaku ketua tim pengabdian mengatakan, adanya antusiasme masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut menjadi modal utama dalam kegiatan ini dan kedepan diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan hasil dari penanaman tanaman toga ini untuk mengembangkan kembali usaha UMKM sirup jahe merah sebagai salah satu potensi Desa yang sudah dikembangkan oleh Kader PKK yang ada di Desa Tanjung Kulon.

“Tujuan dari diadakannya Program Pengembangan dan Pemberdayaan ini sendiri adalah untuk mengajak masyarakat memanfaatkan lahan rumah yang kosong untuk dimanfaatkan untuk digunakan sebagai lahan tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yang ada untuk bisa dimanfaatkan usaha UMKM sirup jahe yang ada di Desa Tanjung Kulon, sehingga pendapatan masyarakat dapat meningkat.”

Dalam acara tersebut dibagi menjadi 3 sesi kegiatan. Sesi pertama dilakukan penjelasan materi yang dilakukan oleh narasumber kami terkait dengan Optimasi Peran Lahan Pekarangan Rumah Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Pangan di Desa Tanjung Kulon. Angelo Di Lorenzo, S.P.  Pada sesi ini masyarakat khususnya Kader PKK yang ada di Desa Tanjung Kulon dijelaskan mengenai produk – produk olahan yang dibuat dengan menggunakan bahan dari tanaman TOGA, dengan begitu akan lebih mudah dalam mengembangkan produk hasil dari tanaman TOGA.

Sesi selanjutnya diberikan materi yang disampaikan oleh dan Adhitama Andrian P, S.P yang menjelaskan mengenai teknis melakukan penanaman tanaman TOGA dengan menggunakan raise bed. Dimana media tersebut akan lebih mudah digunakan jika memiliki lahan yang terbatas, serta dapat memuat banyak tanaman dalam satu tempat. Hal ini dapat meningkatkan jumlah produksi hasil tanaman TOGA yang lebih banyak. Selain itu dijelaskan pula mengenai manfaat tanaman TOGA lainnya seperti mint, lidah buaya, kumis kucing, cocor bebek, jahe, daun sihir, dan masih banyak lainnya. Penanaman TOGA dapat dimulai dari pemilihan benih tanaman, lalu pemilihan lokasi penanaman, pemberian air dan pupuk, melakukan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang dapat menyebabkan kematian pada tanaman, setelah itu dilanjutkan pemanenan tanaman dan pemanfaatan tanaman obat keluarga. Penanaman tanaman obat keluarga

Setelah sesi tanya jawab dilaksanakan yang melibatkan peserta kegiatan dan narasumber Angelo Di Lorenzo, S.P. kegiatan dilanjutkan dengan sesi dokumentasi yang menandakan kegiatan penyampaian materi telah usai. Acara selanjutnya diadakan praktik langsung penanaman tanaman obat keluarga (TOGA) di halaman Desa Tanjung Kulon, kader PKK yang berjumlah 30 peserta kegiatan dibagi dalam 6 kelompok kecil. Saat kegiatan penanaman dilaksanakan, warga melakukan kegiatan tersebut dengan antusiasme yang tinggi. Selain itu, kegiatan penanaman TOGA ini tetap dilakukan para Kader juga melakukan panyiraman tanaman secara berkala dan rutin. (Dny)

en_USEN