Pekalongan, 5 Juli 2022 – Kegiatan kuliah praktisi seri 4 ini telah diselenggarakan pada Selasa, 5 Juli 2022 dari pukul 09.00-11.40 WIB dengan diikuti oleh 55 peserta secara virtual melalui zoom meeting. Kuliah praktisi seri 4 ini dipandu oleh Rivaldi Rizqi Adi Putra selaku MC dan dimoderatori oleh Ibu Deny Aditya Puspasari, S.T., M.PWK. dari awal hingga akhir acara berlangsung.Dalam acara kuliah Praktisi Seri 4 ini mengusung tema pengembangan Bisnis Sebagai Alternatif Lapangan Pekerjaan di Masa Depan dengan menggundang 3 narasumber yaitu Ibu Febriana Ayu Kusuma Dewi, S.T. selaku CEO dan Direktur CV. Bakti Pratama yang berkelut pada bidang usaha ekspor ,Bapak Maulana Muhammad Atsnansyah, S.T. selaku CEO dari MJS Apparel & Sportware yang berkelut pada bidang apparel dan reteil penyedia perlengkapan olahraga dan Bapak Reza Pahlawi, S.T. selaku Owner CV.Reswara Praptama yang bergerak pada bidang jasa penyedia SLF (Sertifikat Laik Fungsi) .
Acara Kuliah Praktisi dibuka dengan sambutan oleh Ibu Retno Susanti, ST.,M.T. selaku Ketua Prodi D3 Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota PSDKU Kampus Pekalongan yang menyampaikan sambutan dan pengantar mengenai keberadaan peluang pekerjaan alternatif untuk lulusan PWK. Harapannya dengan kuliah ini untuk dapat membuka jejaring kepada narasumber mengenai bisnis sebagai salah satu alternatif pekerjaan kepada mahasiswa PWK serta membuka wawasan mahasiswa mengenai membangun bisnis. Setelah itu dilanjutkan oleh pengenalan narasumber dan pemaparan materi oleh ketiga narasumber yang dipandu oleh Moderator.
Pemaparan narasumber yang pertama adalah Ibu Febriana yang berkecimpung dalam usaha Export beliau memaparkan materi dengan judul pengembangan relasi bisnis dalam sebuah usaha. Awal mula beliau mendirikan usaha dimulai sejak kuliah diawali dari usaha apparel dengan brand Up Apparel yang melayani pemesanan baju olahraga custom design yang mana bisnis ini dibangun karena minat pribadinya sebagai penggemar basket. Bisnis Up Apparel yang tersebut didirikan saat kuliah pada semester 6 pada tahun 2014. Kemudian setelah lulus kuliah Ibu Febriana mulai mengembangkan bisnis lain pada bidang ekspor dibawah naungan CV.Bakti Pratama yang merupakan perusahaan manufaktur briquette charcoal sejak tahun 2016 yang sudah melakukan expor ke Berut, Libanon dan Arab. Bisnis yang ketiga adalah CV.Pleasure Company yang didirikan pada tahun 2017 dan bergerak dibidang jasa dimana bisnis ini tidak perlu memiliki pabrik sendiri dan bisa melakukan kerjasama dengan pabrik lain dalam proses produksinya, kemudian barang tersebut dapat dikirimkan ke costumer yang ada di negara lainnya. Usaha yang dijalani Ibu Febriana yang terakhir adalah usaha Kost yang diawali dengan pemikiran menyediakan tempat tinggal untuk karyawan yang bukan berasal dari daerah tersebut sehingga lebih dekat ke tempat bekerjanya. Usaha tersebut diberi nama Kost Putri Pespsinaga. Setelah memberikan pengantar dan memperkenalkan usaha yang sedang digeluti Ibu Febriana menyampaikan materi mengenai relasi hubungan timbal balik antara kita dengan makhluk lainnya dan penting dalam melakukan pengembangan usaha. Jaringan relasi yang digunakan dalam usaha Ibu Febriana ini mengandalkan relasi pertemanan dari kuliah sampai sekarang serta melek teknologi berupa paham sosial media. Beliau juga memaparkan bahwa awal memperoleh customer dari 4 usahanya berasal dari relasi pertemanan kuliah serta sosial media dengan menyediakan website yang baik dan informatif sehingga usaha yang sedang ditekuni memiliki keterkaitan dengan harapan jika semakin luas relasi saya dapat menambah ide bisnis lainnya. Sebagai penutup materi Ibu Febriana juga memberikan tips membangun relasi bisnis yang baik dengan cara
- Membangun Reputasi yang baik dengan cara bertanggung jawab dan amanah
- Memperlakukan relasi selayaknya orang penting untuk memperoleh suistanable dari usaha
- Membangun interaksi yang baik dengan cara komunikasi yang baik
- Memahami Kebutuhan Relasi untuk menjaga kepercayaan antara customers dengan penyedia
- Aktif berkomunikasi dengan melakukan fast respon untuk meningkatkan kepuasan pelayanan
Setelah pemaparan materi dari Narasumber pertama dilanjutkan pemaparan materi oleh Bapak Maulana Muhammad Atsnansyah, S.T. selaku entrepreneur brand sportwear (MJS Apparel & sportware). Pemaparan dibuka dengan pengenalan bahwa bapak Maulana merupakan alumni PWK Undip yang kemudian dilanjutkan memaparkan materi mengenai Ide kreatif bisnis. Bisnis yang beliau bangun diawali dari bangku perkuliahan, yang mana pada saat itu beliau sangat tertarik pada di mata kuliah Kewirausahaan. Berdasarkan mata kuliah tersebut beliau mulai mengeksplorasi diri dan mulai berfikir kritis dalam melakukan bisnis. Kemudian Bapak Maulana menceritakan ide awal usahanya berasal dari hobi bermain Sepak Bola yang tidak disetujui orang tua, namun bapak Maulana tetap memiliki semangat dan keinginan membuat usaha yang berkaitan dengan hobinya tersebut. Bapak Maulana memulai usaha ini saat kuliah melalui bantuan temannya yang ada di Solo pada tahun 2011 berupa mengambil barang kaos olahraga jersey batik dengan brand lain namun dalam usaha tersebut tidak berkembang signifikan. Kemudian beliau mencoba hal lain dengan menjual perlengkapan olahraga dengan menjual kepada teman-teman. Ternyata usaha tersebut membuahkan hasil sehingga akhirnya beliau dapat memiliki toko sendiri dan membuat brand sendiri MJS Sportwear sampai sekarang. Dalam kesempatan ini bapak Maulana membagikan alur mengenai Bagaimana memperoleh ide kreatif
- Looking at the problems in daily Life (melihat masalah dan menjawab keresahan) untuk bisa melakukan bisnis awalnya kita harus suka dulu dengan bisnis dan masalah terkait bisnis yang akan dijalani dengan membuat hal yang unik namun secara fungsional sesuai.
- Solution & Innovation yang pada dasarnya sifat manusia yang berada dalam tekanan pasti akan timbul rasa keinginan untuk mengatasi tekanan tersebut yang bisa dilakukan dengan mengkaji dan mencari informasi lain untuk memecahkan masalah terkait bisnis tidak menutup kemungkinan bahwa dalam bisnis akan memperoleh tingkatan stuck dari sini akan muncul inovasi yg berasal dari kumpulan solusi tadi.
- Collaboration diperlukan dengan cara melakukan kerjasama dengan pihak lain misalnya kolaborasi teknologi yang dilakukan oleh tim untuk memperoleh peluang dalam bisnis tersendiri untuk kunci kreativitas.
- Consistency diperlukan dalam bisnis karena kita setelah sudah dapat melakukan step mengetahui masalah memperoleh solusi, inovasi kemudian timbul Kolaborasi dan harus konsisten dalam melakukan bisnis untuk mencapai tujuan. Dalam bisnis, hal konsisten ini sering menjadi titik lemah dan tantangan bagi seorang pengusaha.
Dalam alur yang sudah dipaparkan oleh bapak Maulana ini diperoleh bahwa urutan berfikir yang sesuai akan menghasilkan hasil yang sesuai juga dalam mencapai keberhasilan berbisnis sesuai target. hal lain yang dapat diterapkan juga dalam berbisnis adalah perlunya untuk mencuri waktu kosong disela kesibukan kuliah atau hal lain dan selalu memanfaatkan waktu yang sempit untuk menangkap peluang. Penekanan dalam hal berbisnis kita harus ACTION jika tidak ada ya percuma idenya akan mentah yang penting berani, jangan takut gagal, dan rugi jika sampai terjadi buat hal itu jadi EXPERIENCE yang berharga.
Selanjutnya pemaparan materi dari narasumber ketiga yaitu Bapak Reza Pahlawi, S.T. selaku Owner CV.Reswara Praptama yang membawakan materi mengenai Sertifikasi Laik Fungsi (SLF). Dengan diwadahi Konsultan yang menyediakan jasa dibawah CV.Reswara Praptama yang baru disetujui ditahun 2017 dengan urutan tahapan TABG dilanjutkan PBG dilanjutkan PBG dan SLF berdasarkan UU No.11/2020 tentang Cipta Kerja mengenai syarat utama dalam pemanfaatan bangunan Gedung kemudian ada Peraturan Pemerintah No 16/2021 tentang peraturan pelaksanaan UU No.28 tahun 2002 bangunan dan Peraturan pekerjaan umum nomor 25/PRT/M/2007 mengenai pedoman sertifikat laik Fungsi Bangunan Gedung. SLF diterbitkan dengan memenuhi syarat terkait keselamatan dan Kesehatan kenyamanan struktur bangunan yang sudah tertera jelas di peraturan pemerintah nomor 16 tahun 2021 tentang peraturan pelaksanaan undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan Gedung.
SLF terdiri dari 7 point penting yaitu Administrasi, Arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, lingkungan dan K3. Dari point penting tersebut, SLF bisa sebagai peluang bisnis SLF yaitu ada Sinergitas, penyedia jasa, masa berlaku, demand dan perpanjangan. Selain itu terdapat peran perencanaan wilayah dan kota dalam marketing yang sudah disampaikan dua narasumber sebelumnya dimana di bidang administrasi teknik lebih baik ditangani oleh anak lulusan PWK karena dalam pembelajaran PWK pun juga diajarkan mengenai perencanaan penyusunan yang baik dengan mengcreate porsi dokumen yang ditelaah dan selain itu anak PWK juga dapat menjadi leader dalam memilih treatment yang tepat. Sedangkan untuk menjadi owner diharuskan mampu mewadahi semua point dari ketujuh bidang karena di setiap bidang itu terdapat celah untuk memperoleh client. Dalam pemaparan bapak Reza memberikan gambaran tantangan bisnis berupa
- Belum semua pemda memiliki perda bangunan Gedung (kelemahannya berada pada SOP yang belum jelas karena memang belum memiliki peraturannya dan harus ada konsultan dengan komunikasi yang baik sembari menunggu peraturan PEMDA yang belum rilis)
- Tenaga Ahli Pengkaji teknis terbatas harus memberi banyak schedule pekerjaan tentative contohnya berkasnya ada di pusat harus menunggu pada direktur utama, pekerjaan jasa ini adalah bersifat kepercayaan sehingga konsultan harus menjadi garda terdepan dalam permasalahan schedule ini
Pilar pengembangan bisnis SLF segi internal degan komunikasi secara professional dan fokus pada tujuan berupa komitmen untuk menjaga kepercayaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang dipercayakan dengan cara sinergitas bergerak bersama menjadikan kuat dalam menyelesaikan masalah dan persisten dalam melakukan inovasi dan menciptakan kepuasan secara kontinu.
Berdasarkan pemaparan ketiga narasumber dan proses tanya jawab dapat disimpulkan bahwa dalam mengawali usahanya ada yang berasal dari relasi dan menjalankan bisnis relasi sangat banyak mengambil porsi dalam pengembangan usaha, ada juga usaha yang berawal dari hobi dan keperluan finansial kemudian didukung dengan mata kuliah selama perkulihan yang membantu dalam pengembangan berfikir kritis. Serta ada usaha SLF sebagai peluang pengembangan bisnis dengan beberapa poin sinergitas, penyedia jasa dengan masa berlaku, demand dan sertifikat laik untuk kenyamanan Gedung terkait dan dalam melakukan semua usaha intinya harus ada relasi yang baik serta update informasi untuk mengambil celah bisnis yang sesuai dengan diri kita masing untuk dieksekusi secara suistanable. Selesailah acara Kuliah Praktisi seri 4 dan ditutup dengan penyerahan plakat kepada narasumber serta dokumentasi Bersama. (Dny)
Komentar Terbaru