Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) mengangkat isu ketahanan pangan nasional dimulai dari hal kecil yang diwujudkan dengan pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga yang mudah ditemukan dan murah meriah. Program kerja ini dilaksanakan di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Kegiatan ini di alokasikan di 2 instansi yaitu pendidikan dan pemerintah.

Program kerja pembuatan pupuk organik dilaksanakan dengan 2 cara, yaitu Tong Komposter dan Eco Enzym yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dan demonstrasi. Pelaksanaan sosialisasi dilaksanakan pada 26 Januari 2024 di Balai Desa dan pada tanggal 27 Januari 2024 di SDN 2 Gondosuli

Limbah rumah tangga yang dapat dijadikan bahan organik dalam pembuatan pupuk adalah limbah-limbah yang digunakan sampah Sayur, buah, sisa makanan dan sampah yang mudah membusuk lainnya. Karena pembuatan pupuk memanfaatkan aktivitas microba maka di butuhkan larutan tambahan yang digunakan sebagai makan microba tersebut yaitu menggunakan Effective Microorganism 4 (EM4) atau dengan cairan molase. Laritan ini berfungsi sebagai sumber energi dan penyubur bagi bakteri dalam proses dekomposisi untuk menghasilkan pupuk organik (Lepongbulan et al., 2017).  Cairan tersebut bisa di dalat dari air cucian beras atau melarutkan gula merah atau gula aren. (Tidak disarankan menggunakan gula pasir)

Pembuatan Tong Komposter

Cara kerja dari tong komposter tersebut yaitu pertama, setelah memasangkan semua bahan-bahan yang ada pada tong komposter dapat memasukkan sampah organik ke dalam tong. Kedua, molase dan EM4 dapat dicampur secara merata dengan sampah organik agar proses penguraian berjalan dengan efektif. Ketiga, meletakkan komposter di tempat dengan suhu teratur 30-40 hari. Terakhir, pupuk organik yang ada didalam media komposter dapat di ambil dan siap pakai. Pada bagian atas akan menjadi pupuk padat dan bagian bawah akan terkumpul pupuk cair.

Pembuatan Eco Enzym

Pembuatan Eco Enzym membutuhkan waktu lebih lama jika wilayah tropis dibutuhkan waktu 3 bulan, sedangkan untuk wilayah sub-tropis, dibutuhkan waktu 6 bulan.

Alat dan bahan :

  1. Sampah organik seperti: Sisa buah dan sayur sebelum dimasak, gula aren, gula kelapa, molase cair, atau molase kering, air pembuangan AC, air galon, air keran, air hujan, dan air sumur
  2. Siapkan alat berupa wadah atau kontainer kedap udara.

Langkah Membuat Eco Enzyme:

  1. Siapkan wadah plastik kedap udara. Jangan gunakan wadah kaca atau logam yang tidak memungkinkan terjadinya pemuaian, karena proses fermentasi eco enzyme akan menghasilkan gas.
  2. Larutkan gula dalam air, kemudian tambahkan sampah dapur. Gunakan hanya ampas buah dan sayuran. Hindari makanan yang dimasak berminyak, sisa ikan atau daging. Untuk membuat eco enzim yang berbau segar, tambahkan kulit jeruk, lemon, atau daun pandan.
  3. Sisakan ruang udara untuk fermentasi.
  4. Pastikan wadahnya kedap udara.
  5. Dalam pembuatan eco enzym kita akan rutin mengeluarkan gas yang muncul selama proses pembuatan eco enzym.

Harapan Tim 1 KKN UNDIP  praktik pembuatan pupuk ini tidak hanya memberikan manfaat bagi tanaman saja, tetapi juga membuka wawasan baru bagi masyarakat dalam memanfaatkan sampah rumah tangga secara lebih efektif dan berkelanjutan. (ala)

en_USEN